Minggu, 20 Oktober 2024 18:42 WIB
BLORA (wartablora.com)—Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah mengadakan lokakarya untuk kepala sekolah (KS) dan calon guru penggerak (CGP) di Blora selama 2 hari, Sabtu dan Minggu, 19—20 Oktober 2024. Lokakarya dilakukan di 2 tempat: SMK 2 Blora dan SMA 2 Blora. Lokakarya untuk KS diadakan di SMK 2 Blora, sementara lokakarya CGP diadakan di SMA 2 Blora.
Heri Kurniawan Wijayanto dari BBGP Provinsi Jawa Tengah mengatakan, untuk kepala sekolah diberikan lokakarya perencanaan berbasis data program sekolah penggerak (PSP).
"Ini merupakan angkatan ketiga di Provinsi Jawa Tengah. Pesertanya selain kepala sekolah aa guru komite pembelajaran, dan pengawas," katanya saat dijumpai di SMK 2 Blora, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Angkatan ketiga di Jawa Tengah ini diikuti peserta hingga 2.525 orang. Untuk di Blora pesertanya sejumlah 103 orang.
"Ada 22 kota dan kabupaten yang serentak selama 2 hari ini mengikuti lokakarya di kota dan kabupatennya masing-masing. Di Blora pesertanya ada 103 orang," ujarnya.
Tujuan diadakannya lokakarya ini disebutkan Heri, antara lain kepala sekolah maupun guru komite pembelajaran dan pengawas sekolah memiliki kemampuan untuk memanfaatkan daya yang dapat dipergunakan dalam mewujudkan sekolah yang dicita-citakan.
"Selain itu kita harapkan peserta dapat memaknai sekolah yang berkualitas, memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan refleksi, kemudian memiliki kemampuan pembenahan selolah melalui implementasi kurikulum merdeka, juga mampu menyusun RKT dan RKAS," paparnya.
Dikatakannya, lokakarya menggunakan prinsip pembelajaran orang dewasa atau pembelajaran andragogi.
"Pembelajaran ini dapat diartikan sebagai memimpin atau membimbing orang dewasa untuk belajar. Pada prinsip andragogi, proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta. Keterlibatan peserta adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa," jelasnya.
Ditambahkannya, program sekolah penggerak (PSP) adalah program untuk mendorong transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik, baik dari aspek kompetensi kognitif yang terdiri dari literasi dan numerasi, serta aspek non-kognitif yang merupakan pembentukan karakter anak didik.