Selasa, 15 Oktober 2024 21:09 WIB
BLORA (wartablora.com)—Sejumlah 4.715 anak tidak sekolah (ATS) telah kembali bersekolah mulai tahun ajaran baru 2024/2025. Jumlah ini masih separo dari jumlah anak yang tercatat sebanyak 8.240 anak tidak sekolah. Hal ini terungkap saat digelar kelompok diskusi (FGD: focus group discussion) yang mengetengahkan topik pembahasan mengapa anak tidak sekolah di ruang rapat lantai 2B Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora, Selasa (15/10/2024).
"Data yang terdapat dalam aplikasi ditemukan bahwa jumlah ATS di Blora 8.778 anak, dan 4.715 ATS sudah diintervensi. Artinya diintervensi telah diajak lagi untuk masuk sekolah," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Nuril Huda kepada kelompok diskusi tersebut.
Intervensi yang dimaksud Nuril adalah dengan menerjunkan tenaga pendidik dibantu pemangku kepentingan yang lain untuk mengajak anak-anak bersekolah.
"Untuk menangani anak tidak sekolah di Kabupaten Blora, Dinas Pendidikan Blora menggerakkan tim khusus yang dikenal dengan nama Serdadu Data. Tim ini terdiri dari 40 anggota yang bertugas mengumpulkan dan memverifikasi data ATS di seluruh wilayah Blora. Dalam proses ini, Dinas Pendidikan juga bekerja sama dengan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan RI untuk memastikan keakuratan data," jelasnya.
Dari temuan di lapangan, anak tidak sekolah di Blora banyak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti tuna wicara, cacat tubuh, atau epilepsi.
"Data terakhir kami menunjukkan bahwa masih ada sekitar 2000 anak tidak sekolah di Blora. Sebagian besar adalah anak berkebutuhan khusus atau mereka yang tinggal di luar kota," ujarnya.
Selain lantaran berkebutuhan khusus, anak-anak tidak sekolah yang ditemukan Dinas Pendidikan Kabupaten Blora ada juga lantaran faktor ekonomi maupun faktor infrastruktur.
"Faktor lainnya adalah ekonomi dan jarak rumah yang jauh yang tidak ditunjang infrastruktur jalan yang memadai," imbuhnya.
FGD ini diikuti Bappeda Blora, Dinas pendidikan, Kemenag, Dinkominfo, Dinas PMD, SKB, Forum Komunikasi pondok Pesantren, Tim Penggerak PKK, Forum PKBM, dan Dewan Pendidikan Blora.