Jumat, 15 November 2024 15:22 WIB
BLORA (wartablora.com)—Implementasi program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) mulai sejak dimulainya tahun ajaran baru 2024/2025 bagi anak-anak SMP Negeri 3 Jepon bukan barang baru. Bahkan jauh sebelum ada edaran untuk baca dan tulis Al-Quran dari Bupati Blora Arief Rohman untuk sekolah-sekolah pada tahun 2022, SMP 3 Jepon sudah bikin hal tersebut sejak 2019. Kala itu kepala sekolahnya bernama Suyitno.
"Jadi sudah lama sekali sekolah kami memiliki program mengaji untuk anak-anak, sejak 2019 saat kepala sekolahnya Pak Suyitno. Lalu setelah ada program SSN dari Pemerintah Kabupaten Blora, kami tinggal melanjutkan saja dengan mengganti nama program," kata Imam Shois, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP 3 Jepon yang ditemui di sela-sela mengajarnya pada Jumat, 15 November 2024.
Program kelas mengaji yang digagas Suyitno pada tahun 2019 bermula dari pengalaman pribadi dari kepala sekolah tersebut.
"Jadi munculnya program kelas mengaji untuk anak-anak ini berkaitan dengan pribadi Pak Suyitno. Saat itu saya yang menjadi guru agama jadi teman diskusinya. Beliau menyampaikan pengalamannya saat naik haji. Katanya dia hanya mengkatamkan Al-Quran dua kali. Nah, dari pengalaman tersebut dia mencetuskan gagasan, bagaimana anak-anak muridnya kelak tidak mengalami kejadian yang sama dengannya. Ia menyampaikan ke saya agar anak-anak muridnya kelak setelah lulus semua pada bisa mengaji," kisahnya.
Imam pun menyanggupi. Apalagi di lingkungan sekolahnya banyak taman-taman bacaan Al-Quran. Sehingga dengan mudah ia bisa mengorganisirnya.
"Jadi anak tidak kita titipkan ke TPQ (taman pendidikan Al-Quran), tapi kita mencari guru-guru TPQ untuk mau mengajar mengaji di kelas," katanya.
Konsep ini sama persis dengan yang dijalankan program SSN oleh Pemerintah Kabupaten Blora.
"Jadi ketika ada program SSN dari Pemkab, kami tidak terkejut. Karena sudah ada dan tinggal melanjutkan dan menamakannya dengan sekolah sisan ngaji," ujar Imam.
Dulunya di sekolahan tersebut ada 5 guru mengajar mengaji. Itu lantaran jumlah muridnya terbagi dalam 5 rombongan belajar.
"Kini jumlahnya tinggal 4 rombongan belajar untuk setiap jenjang kelasnya. Total murid 346 anak dengan 12 rombongan belajar. Kelas 7A, 7B, 7C, dan 7D. Demikian pula untuk kelas 8 dan 9," sebutnya.
Program kelas mengaji yang dibuka sejak 2019 dikatakannya memang berbeda dengan SSN sekarang.
"Dulu waktunya hanya setengah jam. Itu kita ambilkan jam setengah tujuh hingga jam 7. Tapi konsepnya sama, ada kelas mengaji. Sekarang jamnya ditambahi 2 jam pelajaran," imbuhnya.
Ditambahkannya, guru-guru mengaji yang diambil tak jauh-jauh dari lingkungan sekolahan.
"Ada juga yang dari penyuluh KUA Kecamatan Jepon," pungkasnya.