SSN di SMP 5 Blora

Disosialisasikan ke komite dan orang tua

Foto: Gatot Aribowo

Sopyan, Kepala SMP negeri 5 Blora.

Rabu, 20 November 2024 15:37 WIB

BLORA (wartablora.com)—Program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) yang digagas Pemerintahan Bupati Arief Rohman mendapat sambutan positif dari orang tua murid dan komite. Hal ini terlihat dari sosialisi yang dilakukan SMP 5 Blora sebelum melaksanakan program tersebut pada awal tahun ajaran baru.

Kepala SMP negeri 5 Blora, Sopyan mengatakan, sebelum program dilaksanakan untuk anak didik, pihak sekolah perlu melakukan sosialisasi ke komite dan orang tua.

"Sosialisasi ini termasuk meminta persetujuan orang tua bahwasannya akan ada tambahan jam pelajaran yang membuat anak akan pulang terlambat sampai di rumah," jelasnya saat ditemui di ruangan kantornya pada Rabu, 20 November 2024.

Tak ada protes dari orang tua. Apalagi tidak ada pungutan.

"Justru orang tua banyak yang mengaku jika senang anak-anaknya dapat tambahan belajar mengaji. Sehingga anak-anak yang sejak kecilnya belum diajarkan mengaji bisa mengaji setelah lulus SMP nanti," bebernya.

Tambahan jam pelajaran untuk SSN ini membuat anak-anak SMP 5 Blora pada hari-hari tertentu akan pulang lebih lama.

"Tambahan jam pelajaran mengaji kita jadwalkan selama 3 hari. Pada hari Selasa jadwalnya kelas 7. Sementara pada hari Rabu jadwalnya kelas 8, sedangkan pada hari Kamis jadwalnya kelas 9. Semuanya pagi hari," paparnya seraya menambahkan jika tambahan 2 jam pelajaran masing-masing jenjang kelas dipindahkan pada hari Senin dan Sabtu.

"Jadi tambahan 2 jam pelajaran untuk SSN kita distribusikan satu jam pelajaran pada hari Senin dan satu jam pelajaran pada hari Sabtu. Sehingga hari Senin itu anak pulangnya jam 13.30, dan Sabtu anak pulangnya jam 12.25 wib," imbuhnya.

Dengan jumlah murid keseluruhan ada 512 anak, dan sebagian ada yang 6 rombongan belajar pada jenjang kelas 8 dan 7, maka kata Sopyan dibutuhkan 6 guru pengajar SSN yang diambilkam dari taman-taman pendidikan Al-Quran yang ada di Blora.

"Program ini sebetulnya saya banyak serahkan ke guru agama. Karena dialah yang punya jaringan dan kenalan guru-guru pengajar ngaji. Kami tidak buka lowongan atau perekrutan, tapi pencarian tenaga ajarnya melalui jaringan dan kenalan," tuturnya.

Dikatakannya, tanggung jawab guru agama yang dipasrahi tidak hanya mencarikan guru-guru khusus mengaji.

"Tapi juga memetakan kemampuan masing-masing anak agar bisa mengikuti kelas. Karena ada anak, meski sudah kelas 8 atau 9 yang sama sekali belum bisa mengaji. Ada yang sudah lancar. Itu urusan guru agama untuk membagi anak-anak ke dalam pengelompokan kelas," imbuhnya.