Murid SDN 2 Tutup manfaatkan botol dan sampah plastik jadi meja kursi

Foto: Gatot Aribowo

Mohammad Noer Sholihin, guru SDN 2 Tutup menunjukkan kreasi murid-muridnya dalam membuat meja kursi dengan kakinya terbuat dari botol air mineral.

Jumat, 17 November 2023 18:10 WIB

BLORA (wartablora.com)—Banyak inovasi dan kreativitas bermunculan di sekolah-sekolah sejak kurikulum 2013 berganti dengan kurikulum merdeka. Salah satu terobosan dalam kurikulum terbaru dunia pendidikan anak-anak di Indonesia ini adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sering disingkat dengan P5. Di SDN 2 Tutup, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, murid-muridnya memanfaatkan botol air mineral ukuran besar dan sampah plastik untuk dibentuk menjadi meja dan kursi. Pemanfaatan ini merupakan pelajaran dari tema gaya hidup berkelanjutan yang ada dalam materi P5 kurikulum merdeka.

Mohammad Noer Sholihin, guru SDN 2 Tutup mengatakan, meja dan kursi yang dibuat dari botol air minuman tersebut dikerjakan oleh kelas 4 dan 5, juga kelas 6.

"Kemarin kita melaksanakan, ada dua. Satu kewirausahaan, dan berikutnya gaya hidup berkelanjutan. Untuk tema kewirausahaan, anak-anak terutama yang kelas rendah, yakni kelas satu, dua, dan tiga membuat minuman es. Sementara yang kelas tinggi, yakni kelas empat, lima, dan enam membuat meja dan kursi dari botol minuman," jelasnya.

Terdapat 16 botol air mineral besar berukuran 1,5 liter yang digunakan untuk membuat kursi. Botol ini diikat dengan kawat, melingkar. Di dalam botol berisi sampah plastik, mulai dari bungkus permen hingga bungkus makanan. Botol-botol ini diikat dengan dua ikatan kawat untuk memperkuat konstruksinya. Sebagai tempat duduk, botol-botol ini diposisikan terbalik dengan tutup botolnya terletak di bawah.

Sementara untuk membuat meja, murid-murid SDN 2 Tutup ini membuat tumpukan botol-botol yang juga diikat melingkar. Tumpukan ini dua tingkat botol air mineral berukuran 1,5 liter, dengan posisi tutup botol di atasnya, sehingga posisinya lebih tinggi dari dudukan kursi. Lalu di atasnya diletakkan papan dipotong bundar sebagai mejanya. Sementara botol-botol air mineral sebagai kaki mejanya.

"Untuk tema berikutnya nanti akan kita berikan kearifan lokal dengan lebih maksimal. Karena pada tahun lalu sudah kita berikan tema tersebut, namun belum maksimal. Karena tahun lalu masih taraf pengenalan kurikulum baru tersebut," katanya.

Kearifan lokal yang akan difokuskan pada seni barongan. Sementara untuk tema kebhinekaan global, sekolah yang berjumlah murid 53 anak ini masih belum dilakukan.