SSN di SMP 1 Blora

Sempat dua kali studi banding

Foto: Gatot Aribowo

Yoko, Wakil Kepala SMPN 1 Blora.

Senin, 18 November 2024 18:37 WIB

BLORA (wartablora.com)—SMP Negeri 1 Blora sempat melakukan dua kali studi banding untuk meningkatkan layanan program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) untuk anak-anak didiknya. Studi banding pertama dilakukan ramai-ramai dengan sekolahan lain ke Kota Blitar saat awal-awal hendak membuka program SSN di Kabupaten Blora. Studi banding berikutnya ke Salatiga untuk menambah program tahfidz.

"Tapi studi banding di Salatiga cukup mengecewakan. Tidak ada yang bisa petik dari sana," kata Yoko, Wakil Kepala SMPN 1 Blora yang ditemui di sela-sela istirahat anak-anak didiknya pada Senin, 18 November 2024.

Studi banding di Salatiga mengecewakan lantaran secara pembelajaran justru lebih berkualitas di Blora. Apalagi untuk ukuran tahfidz. Padahal studi banding ke Salatiga dilakukan setelah SMP 1 Blora akan menambah ngaji tahfidz, yakni mengaji menghafal Al-Quran.

"Di Salatiga itu yang mengajar guru agamanya sendiri yang secara kapasitas berbeda dengan guru pengajar lulusan pondok pesantren yang punya spesialisasi. Hanya mungkin secara kemasan di media sosialnya terlihat bagus sehingga bikin penasaran. Tapi setelah dikunjungi justru tidak sebagus di Blora pengajarannya yang sudah memiliki kurikulum. Bahkan di sana hanya iqra 1 sampai iqra 6 saja," katanya.

Di SMP negeri 1 Blora guru pengajar didatangkan dari berbagai pondok pesantren yang ada di Kabupaten Blora. Jumlahnya ada 10 guru dengan insentif yang dambilkan dari dana bantuan operasional sekolah (BOS).

"Awalnya kami mengambil 9 guru pengajar. Lalu ada tambahan tahfidz, kita tambah satu lagi khusus untuk itu. Insentif mereka kita ambilkan dari dana BOS karena bisa masuk ekstra kurikuler yang bisa dibiayai dari dana BOS. Tak hanya dari pondok pesantren, guru pengajar yang kami ambi ada juga yang dari penyuluh depag (departemen agama)," jelasnya.

Di sekolahan ini, katanya, tak hanya SSN saja yang telah dijalankan. Jauh sebelum ada SSN yang digagas Pemerintah Kabupaten Blora, di SMP 1 Blora telah berlangsung pembiasaan-pembiasaan mengaji untuk anak-anak didiknya yang beragama Islam.

"Di sini sudah 2 tahun pembiasaan anak mengaji. Tiap hari dibiasakan membaca asmaul husna dan sholawat nariyah. Lalu setiap bulannya ada pembiasaan untuk menghafal surat-surat pendek, minimal 3 surat pendek. Setiap bulannya kita ganti surat pendek lainnya, 3 surat pendek juga. Jadi anak-anak sebelum SSN sudah banyak yang menghafal surat-surat pendek," tuturnya.

Kini pihak sekolah menargetkan anak-anak didiknya yang beragama Islam setahun bisa menyelesaikan ngaji satu juzama.

"Terutama yang tahfidz kita harapannya setiap anak bisa menyelesaikan 1 juz," imbuhnya.

Ditambahkannya, dengan kualitas pengajaran SSN yang lebih bagus, justru SMP 1 Blora bisa jadi tujuan studi-studi banding sekolah dari kabupaten lain yang hendak membuka program sekolah sisan ngaji.

"Tinggal mengemas di media sosial saja," pungkasnya.