Jumat, 11 Oktober 2024 19:12 WIB
BLORA (wartablora.com)—SMP negeri 7 Blora letaknya jauh dari perkotaan. Dekat dengan Waduk Tempuran, sekolah ini justru lebih berprestasi di bidang non akademik. Prestasi ini bisa menjadi bahan pertimbangan ketika anak hendak melanjutkan sekolah lewat jalur non-zonasi.
Kepala SMP Negeri 7 Blora Endang Sri Wahyuni mengatakan, jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah negeri yang sama-sama di Blora, ia mengakui jika prestasi di bidang akademik akan kalah.
"Tapi non akademik di bidang olahraga tidak kalah. Sekolah kami berprestasi di olahraga dayung, silat, dan renang," katanya saat dijumpai wartaEDUKASIA di ruangannya pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Berprestasi di non akademik olahraga dayung tidak mengherankan untuk sekolah yang memiliki jumlah murid tak lebih 180 anak. Pasalnya sebagian besar anak-anak yang sekolah di SMP 7 Blora berasal dari anak-anak Desa Tempuran. Di desa ini ada waduk yang jadi tempat berlatih dayung. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai induk berbagai cabang olahraga melatih anak-anak ini.
"Anak-anak yang sekolah di sini berasal dari berbagai desa. Mulai dari Desa Purwosari yang merupakan zona satu, Desa Plantungan, Desa Ngadipurwo, Desa Ngampel, Desa Sitirejo dan Desa Nglangitan di Kecamatan Tunjungan. Bahkan ada yang dari Desa Kajar, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Tapi paling banyak dari Desa Tempuran. Nah anak-anak yang berprestasi di bidang non akademik ini dilatih dan dibina oleh KONI," sebutnya.
Kendati berprestasi di bidang non akademik, Endang mengatakan tidak lantas mengabaikan bidang akademik. Sekolah tetap menggenjot kemampuan literasi dan numerasi anak. Bahkan untuk mencapai prestasi dalam asesmen nasional berbasis komputer (ANBK), sekolah memberi waktu tambahan untuk anak-anaknya di luar jam sekolah guna latihan soal.
"ANBK ini untuk anak kelas 8. Kami melatih kemampuan mereka di bidang literasi dan numerasi. Tiap hari Selasa dan Kamis selesai jam pelajaran sekolah, kami berikan tambahan jam untuk latihan soal. Ini berbarengan dengan kelas 7 dan kelas 9 yang menempuh program SSN," jelasnya.
SSN adalah sekolah sisan ngaji. Program ini dari Pemerintah Kabupaten Blora untuk anak-anak SD dan SMP agar bisa baca dan tulis Alquran. Di SMP 7 Blora, program ini diberikan selesai jam pelajaran pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis. Jadwal hari Selasa untuk kelas 7, Rabu untuk kelas 8, dan Kamis untuk kelas 9. SSN dilaksanakan selama satu jam dengan 3 level kemampuan anak. Mulai dari iqra, juzama, dan Al-Quran.
"Dalam program SSN ini kami mengambil 2 guru dari luar, ditambah 2 guru dari dalam sendiri yang lulusan pondok pesantren. Untuk guru dari luar kami beri insentif Rp300 ribu per bulannya, kami anggarkan dari dana BOS," terangnya.